Pengurus Komisariat (PK) IPNU-IPPNU Universitas Yudharta Pasuruan menginisiasi program pengabdian masyarakat bertajuk “Mahasantri Mengabdi” di Desa Ngadirejo, Kecamatan Tutur, Pasuruan, pada Jum’at (21/03/2025). Kegiatan selama lima hari ini melibatkan puluhan anggota PK IPNU IPPNU Universitas Yudharta. Program ini menjadi bagian dari implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi sekaligus upaya menunjukkan peran IPNU-IPPNU sebagai organisasi yang tak hanya bergerak di bidang keagamaan, tetapi juga sosial dan budaya.
Ketua PK IPNU Universitas Yudharta, M. Ulul Albab, menegaskan bahwa kecerdasan intelektual harus diimbangi aksi nyata.
“Pintar ilmu pengetahuan dan berani berbicara di depan sana tidak cukup tanpa ada bukti nyata pengabdian di masyarakat,” ujarnya saat pembukaan.
Pemilihan Desa Ngadirejo, yang mayoritas penduduknya non-Muslim (Hindu dan Kristen), sengaja dilakukan untuk menepis stigma bahwa IPNU-IPPNU hanya fokus pada isu keagamaan.
Charisma Auliya Firdaus, Ketua PK IPPNU, menambahkan, “Pengabdian adalah jiwa dari pengkaderan. Hanya mereka yang berani melangkah dan mengabdi yang akan mengukir perubahan.”
Selama lima hari, mereka terjun langsung dalam serangkaian kegiatan yang dirancang untuk membangun interaksi intensif dengan warga. Hari pertama diisi dengan pembagian takjil dan buka puasa bersama. Pada hari ketiga, digelar sarasehan lintas agama yang melibatkan perwakilan Islam, Hindu, dan Kristen.
Peserta juga terlibat dalam aktivitas harian warga, seperti menjadi imam tarawih, mengunjungi pura, dan berkeliling desa. “Saat kegiatan ini, kami juga ikut kegiatan masyarakat seperti menjadi imam tarawih, berkeliling Pura, dan kegiatan lainnya,” ujar Dewi Zahro, salah satu peserta.
Sekretaris Desa Ngadirejo, Bapak Wiliam, menyambut hangat inisiatif mahasiswa ini. “Fanatik terhadap agama itu diharuskan, tetapi dalam bersosialisasi kita adalah saudara yang harus hidup rukun,” katanya.
Pesan serupa disampaikan Mita Irma Desianti, anggota IPPNU, yang menekankan bahwa keberagaman harus dirayakan, bukan diperdebatkan. Harmoni ini semakin terasa saat mahasantri berbuka puasa bersama warga Nahdlatul Ulama (NU) pada hari keempat, sambil berdiskusi tentang nilai kebersamaan di bulan Ramadan.